BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik
oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya
pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang
untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang tinggi dalam arti mental. Dalam
pendidikan islam pendidikan adalah bimbingan atau tuntunan yang dilakukan
dengan sengaja oleh orang dewasa (pendidik kepada peserta didik) berdasarkan
syariat islam agar terbentuk kepribadian muslim (insan kamil).
Dalam melaksanakan proses
pendidikan diperlukan cara – cara agar pendidikan yang dilaksanakan sesuai
dengan cita-cita pendidikan, cara-cara tersebut diantaranya melalui
pendekatan-pendekatan. Pendekatan ini diperlukan agar peserta didik bisa
benar-benar memahami apa yang sedang dipelajarinya dan bisa mengaplikasikannya
dalam kehidupan nyata. Terdapat beberapa macam pendekatan yang digunaakan dalam
pendidikan terutama pendidikan islam, sebagaimana yang akan dibahas di dalam
bab berikutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendekatan dalam Pendidikan Islam?
2. Apa saja macam-macam pendekatan dalam pendidikan islam?
2. Apa saja macam-macam pendekatan dalam pendidikan islam?
3. Apa pengertian Komunikasi dalam pendidikan
Islam?
4. Apa
saja macam-macam komunikasi dalam pendidikan Islam?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengatahui Pengertian Pendekatan dalam Pendidikan Islam
2. Mengetahui Apa saja macam-macam pendekatan dalam pendidikan islam
2. Mengetahui Apa saja macam-macam pendekatan dalam pendidikan islam
3. Mengetahui Pengertian Komunikasi dalam
pendidikan Islam
4. Mengetahui
Apa saja macam-macam komunikasi dalam pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan dalam Pendidikan Islam
Pendekatan
dalam pendidikan islam merupakan suatu proses, perbuatan dan cara mendekati
pesera didik dan mempernudah pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Pendekatan
merupakan terjemahan dari kata “approach”, dalam bahasa inggris
diartikan dengan come near ( menghampiri ) go to ( dapat jalan ke
) dan way path dengan arti ( jalan ) dalam pengertian ini dapat
dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi
sesuatu. Pendekatan dapat juga diartikan cara pemrosesan subjek atas objek
untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap
sebuah objek persoalan, dimana cara pandang itu adalah dalam konteks yang lebih
luas.
Lawson dalam
konteks belajar, mendefinisikan pendekatan adalah segala cara atau strategi
yang digunakan pendidik untuk menunjang keefektifan, keefisien dalam proses
pembelajaran materi tertentu.Ada juga dua istilah lain yang juga dengan
pendekatan, yakni episteme dan wacana. Episteme adalah
cara manusia menangkap, yaitu cara manusia memandang dan memahami sesuatu
fenomena.
Pendidikan
dikembangkan untuk mencerdaskan generasi mendatang sehingga siap menghadapi
tantangan kehidupan pada masa depan. Oleh karena itu, pendidikan yang
dilaksanakan harus menggunakan berbagai pendekatan yang diterima oleh
perkembangan zaman, dan dapat mengimbangi perkembangan pendidikan di dunia
barat.
1.
Macam-macam
Pendekatan Dalam Pendiddikan
Islam
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan
dalam pendidikan islam yaitu :
a.
Pendekatan pengalaman
Pendekatan
pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam
rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik secara individual maupun secara
kelompok. Syaiful Bahri Djamrah menyatakan bahwa pengalaman yang dilalui
seseorang adalah guru yang baik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun
selalu dicari oleh siapapun juga, belajar pengalaman adalah lebih baik dari
sekedar bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali. Meskipun pengalaman
diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat
bersifat mendidik, karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu
pengalam dikatakan tidak mendidik jika pendidik tidak membawa peserta didik
kearah tujuan pendidikan akan tetapi ia menyelewengkan peserta didik dari
tujuan itu.[1]
Betapa
tingginya nilai suatu pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman bagi
perkembangan jiwa peserta didik sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai
suatu pendekatan.
b.
Pendekatan pembiasaan
Pembiasaan
adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan
terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa difikirkan lagi.
Dengan pembiasaan pendidikan memberikan
kesempatan kepada pesrta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik
secara individual dan kelompok dalam kehidupan sehari-hari berawal dari
pembiasaan itulah peserta didik membiasakan dirinya menuruti dan patuh kepada
aturan yang berlaku ditengah kehidupan masyarakat. Menumbuhkan kebiasaan yang
baik tidaklah mudah, seiring memakan waktu yang panjang. Tetapi bila sudah
membudaya kebiasaan itu sulit pula mengubahnya, makanya sangat penting
menanamkan kebiasaan yang baik pada awal kehidupan anak seperti membiasakannya
shalat lima waktu, berpuasa, suka menolong orang dalam kesusahan, membantu
fakir miskin.
c.
Pendekatan emosional
Pendekatan
emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam
menyakini ajaran agama islam serta dengan merasakan mana yang baik dan yang
buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada didalam diri seseorang. Emosi
berhubungan dengan perasaan, seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat
merasakan sesuatu, baik persaan jasmani, maupun rohani. Emosi berperan dalam
pembentukan karakter seseorang . justru itulah pendekatan emosional dijadikan
salah satu pendekatan pendidikan islam.
d.
Pendekatan rasional
Pendekatan
rasional adalah suatu pendekatan mempergunakan rasio ( akal ) dalam memahami
dan menerima kebesaran dan kekuasaaan Allah.[2] Dengan
kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk. Serta
dengan akaal pula manusia dapat membuktikan dan membenarakan adanya Allah swt.
e.
Pendekatan fungsional
Pengertian
fungsional adalah usaha memberikan materi agama menekankan pada segi
kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
tingkat perkembangannya.[3]
Pendekatan fungsional yang diterapakan disekolah dapat menjadikan agama lebih
hidup dan dinamis. Ilmu agama yng dipelajari oleh anak disekolah bukan hanya
sekedar melatih otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak baik dalam
kehidupan individu maupun sosial. Dengan demikian pendekatan fungsional berarti
anak dapat memanfaatkan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari baik individu
maupun masyarakat
f.
Pendekatan keteladanan
Pendekatan
keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan, baik yang berlangsung melalui
kondisi pergaulan yang akrab atau personal sekolah, perilaku pendidikan dan
tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak
langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.[4]
Keteladanan
pendidik terhadap peserta didik merupakan kunci keberhasilandalam mempersiapkan
dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Hal ini karena pendidik adalah
figur terbaik dalam pandangan yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam
mengdentifikasikan diri dalam segala aspek kehidupannya atau figur pendidiikn
tersebut terpatri dalam jiwa dan perasaannya dan tercermin dalam ucapan dan
perbuatan.
g.
Pendekatan terpadu
Pendekatan
terpadu adalah pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan
memadukan secara serentak beberapa pendekatan. Pendekatan terpadu dalam
pendidikan islam meliputi keseluruhan dari pendekatan yang telah ada diatas.
B.
Pengertian
Komunikasi dalam Pendidikan Islam
1.
Pengertian
Komunikasi
Kata
atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis
atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan
ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Sebagian pakar komunikasi mengatakan
bahwasannya komunikasi adalah proses mengirimkan, menerima dan memahami gagasan
dan perasaan dalam bentuk peran verbal atau nonverbal secara disengaja atau
tidak disengaja.[5]
Kita bisa menyimpulkan komponen-komponen dalam
proses komunikasi yaitu:
1.
Kominikator, guru adalah
komunikator utama di dalam kelas. Namun, ketika para siswa berdiskusi membahas
satu topik, yang ber bicara itu menjadi komunikator.
2.
Pesan, yang disusun dengan elemen, isi, struktur
tertentu yang merupkan hasil transformasi dari pikiran/ gagasan/ perasaan dalam
proses encoding yang dilakukan komunikator yang kemudian dicode oleh
komunikan.
3.
Media atau saluran komunikasi yang di
pergunakan untuk menyampaikan pesan yang di cerap melalui panca indra.
4.
Komunikan, yaitu para
siswa yang menjadi halayak komunikasi yang dilakukan oleh gurunya atau sesama
siswa yang mendengarkan paparan temannya.
5.
Efek, yang merupakan akibat yang ditimbulkan
dari kegiatan komunikasi yang biasanya di rumuskan sebagai perubahan atau
peneguhan sikap, pendapat dan perilaku.
6.
Umpan balik, merupakan respon komunikasi selama proses
komunikasi berlangsung dari bisa mengubah pesan komunikasi, media komunikasi
atau komunikator.
7.
Gangguan komunikasi, gangguan
yang di pandang membuat komunikasi tidak efektif. Gangguan komunikasi ini bisa
berupa gangguan psikologis gangguan fisik atau gangguan semantik dan gangguan
mekanis.
8.
Lingkungan, merupakan
pemberi pengaruh pada proses komunikasi manusia karena proses komunikasi tidak
berlangsung di ruang hampa.[6]
Proses komunikasi dapat di klasifikasikan
berdasarkan bentuk atau macamnya. Berdasarkan hasil analisis sistematis para
ahli, klasifikasi bentuk komunikasi dapat di bedakan berdasarkan prinsip,
komponen dan tehnik berkomunikasi yang di sesuaikan dengan interaksi komunikas
di lapangan. Diantara bentuk atau macamnya adalah:
1.
Komunikasi tatap muka
Proses komunikasi ini di katakan juga sebagai
komunikasi langsung (direct communication), yaitu ketika berlangsung
komunikasi antara komunikator dan komunikan saling berhadapan dan saling
meliahat, sehingga komunikator dapat memperhatikan respon (feedback)
komunikasi saat itu juga. Komunikasi ini sering di sebit sebagai komunikasi
arus balik atau umpan balik, yaitu feedback-nya terjadi secara
langsung.
2.
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal ( interpersonal
communication) adalah kkomunikasi antar komunikator dengan komunikan (orang
perorang). Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah
sikap, pendapat dan perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis atau
percakapan arus baliknya bersifat langsung. Komunikatos mengetahui tanggapan
komunikan saat itu juga. Ketika komunikasi berlangsung komunikatos mengetahui
pasti, apakah komuunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau gagal.
Jika tidak, ia dapat berusaha untuk meyakinkan komunikan saat itu juga.
Karena iya dapat memberi kesempatan untuk merespon kepada komunikan se
luas-luasnya. Selanjutnya, untuk komunikasi inter personal ini akan dibahas
lebih luas dalam pembahasan tersendiri.
3.
Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok (groub communication) didalamnya
termasuk juga komunikasi tatap muka dan komunikasi langsung, karens komunikstor
dan komunikan berada dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat.
Bentuk komunikasi ini sama dengan komunikasi interpersonal, yaitu sama-sama
menimbulkan arus balik langsung. Perbedaannya jumlah komunikan yang terlibat
dalam proses komunikasi.[7]
2.
Pengertian
Komunikasi Islam
Komunikasi Islam berfokus pada
teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir Muslim. Tujuan
akhirnya adalah menjadikan komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif,
terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang bersesuaian
dengan fitrah penciptaan manusia.
Kesesuaian nilai-nilai komunikasi
dengan dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap
kesejahteraan manusia sejagat. Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi Islam
merupakan proses penyampaian atau tukar menukar informasi yang menggunakan
prinsip dan kaedah komunikasi dalam Alquran. Komunikasi Islam dengan demikian
dapat didefenisikan sebagai proses penyampaian nilai-nilai Islam dari
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi yang
sesuai dengan Alquran dan Hadis.
3.
Etika
Komunikasi dalam Islam
Dari sejumlah aspek moral dan
etika komunikasi, paling tidak terdapat empat prinsip etika komunikasi dalam
Alquran yang meliputi fairness (kejujuran), accuracy (ketepatan/ketelitian),
tanggungjawab dan kesejahteraan. Dalam surah an-Nuur ayat 19 dikatakan:
إِنَّ ٱلَّذِينَ
يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَٰحِشَةُ فِي ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ
أَلِيمٞ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ
وَٱللَّهُ
يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ١٩
Artinya: Sesungguhnya
orang-orang yang ingin agar (berita), perbuatan yang amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di
akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
Dalam masalah ketelitian
menerima informasi, Alquran misalnya memerintahkan untuk melakukan check and
recheck terhadap informasi yang diterima. Dalam surah al-Hujurat ayat 6
dikatakan:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن
تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ فَتُصۡبِحُواْ
عَلَىٰ
مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ ٦
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Alquran juga menyediakan
ruangan yang cukup banyak dalam menjelaskan etika kritik konstruktif dalam
berkomunikasi. Salah satunya tercantum dalam surah Ali Imran ayat 104:
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى
ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرۚ
وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤
Artyinya: Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.[8]
4.
Fungsi dan
manfaat komunikasi
Dengan berkomunikasi, insya Allah, kita dapat
menjalin saling pengertian dengan orang lain karena komunikasi memiliki
beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
1.
Fungsi informasi
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada
pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2.
Fungsi ekspresi
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran
komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3.
Fungsi kontrol
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan
lain sebagainya.
4.
Fungsi sosial
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban
hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5.
Fungsi ekonomi
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang
berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
6.
Fungsi da'wah
Untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan
perjuangan bersama.
Banyak manfaat yang dapat peroleh dengan
berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya adalah:
1.
Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada
orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
2.
Adanya saling kesefahaman antara komunikator
dan komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.
3.
Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam
suatu persahabatan, komunitas atau jama'ah.
4.
Aktivitas 'amar ma'ruf nahi munkar di antara
sesama umat manusia dapat diwujudkan dengan lebih persuasif dan penuh kedamaian.[9]
5.
Manajemen
komunikasi pendidikan islam
Di dalam Al-Qur’an terdapat 3 ayat yang
mengajarkan tentang komunikasi, yaitu Ali Imron: 138, al-Rahman: 4, dan
al-Qiyamah: 19. Misalnya dalam surah ar-Rahman berikut:
ٱلرَّحۡمَٰنُ ١ عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ
٢ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ ٣ عَلَّمَهُ ٱلۡبَيَانَ ٤
Artinya: (Tuhan) yang
maha pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an, Dia menciptakan manusia. Dia
mengajarkannya (manusia) pandai berbicara/ berkomunikasi (QS. Ar-Rahman:1-4)[10]
Ada dua metode komunikasi yang menimbulkan rasa
antusias untuk berkomunikasi dan ada pula yang bisa membuat orang menjadi jenuh
dan membosankan pendengarnya, dan ini perlu kita hindari.
Disamping itu, ada delapan prinsip yang perlu
di lakukan agar komunikasi bisa dikerjakan dengan efektif, yaitu sebagai
berikut:
ü Berpikir dan
berbicara dengan jelas.
ü Ada sesuatu
yang penting untuk disampaikan.
ü Ada tujuan yang
jelas.
ü Penguasaan
terhadap masalah.
ü Pemahaman
proses komunikasi dan penerapan dengan konsisten.
ü Mendapatkan
empati dari komunikan.
ü Selalu menjaga
kontak mata, suara yang tidak perlu keras atau lemah atau menghindari ucapan
pengganggu.
ü Komunikasi
harus di rencanakan (apa pesan yang ingin di komunikasikan , siapa komunikan
yang dituju, buatlah sekenario yang jelas, dan hendaknya mempersiapkan diri
agar menguasai masalah).[11]
Dalam lembaga pendidikan islam, kepala sekolah/
madrasah/ perguruan tinggi/ pesantren dalam kapasitasnya sebagai manajer
seharusnya berupaya menerapkan komunikasi yanng benar-benar efektif dengan
terlebih dahulu mengkondisikan kualitas komunikator, komunikan, pesan-pesan
dalam komunikasi, lingkungan komunikasi, media komunikasi, dan sebagainya.
Semua pengondisian ini untuk melakukan
komunikasi yang benar-benar mampu mengubah perilaku komunikan, baik para tenaga
pengajar,/ pendidik, karyawan, siswa/ mahasiswa/ santri, atau siapapun yang
sedang dalam posisi diajak berkomunikasi, termasuk juga walimurid/ wali
mahasiswa/ wali santri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
pendekatan adalah segala cara atau
strategi yang digunakan pendidik untuk
menunjang keefektifan, keefisien dalam proses
pembelajaran materi tertentu.
2.
Ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan dalam pendidikan islam yaitu Pendekatan pengalaman, Pendekatan
pembiasaan, Pendekatan emosional, Pendekatan rasional,pendekatan
fungsional,pendekatan keteladanan dan pendekatan terpadu.
3.
Sebagian pakar komunikasi mengatakan
bahwasannya komunikasi adalah proses mengirimkan, menerima dan memahami gagasan
dan perasaan dalam bentuk peran verbal atau nonverbal secara disengaja atau
tidak disengaja. Kita bisa menyimpulkan komponen-komponen dalam proses
komunikasi yaitu: Kominikator, Pesan, Media atau saluran komunikasi,
Komunikan, Efek,Umpan balik,Gangguan komunikasi, Lingkungan.
4.
komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat
penting, di antaranya adalah Fungsi informasi, Fungsi ekspresi, Fungsi kontrol,
Fungsi sosial, Fungsi ekonomi, dan Fungsi da'wah.
5.
Dalam lembaga pendidikan islam, kepala sekolah/
madrasah/ perguruan tinggi/ pesabtren dalam kapasitasnya sebagai manajer
seharusnya berupaya menerapkan komunikasi yanng benar-benar efektif dengan
terlebih dahulu mengkondisikan kualitas komunikator, komunikan, pesan-pesan
dalam komunikasi, lingkungan komunikasi, media komunikasi, dan sebagainya.
B.
Saran
Dengan adanya
makalah ini, diharapkan pada mahasiswa agar lebih mudah memahami secara
mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dikaji diatas.Hal
itu semua untuk membantu dan mempermudah pekerjaan mahasiswa dalam memahami
tentang pendekatan dan komunikasi dalam pembelajaran islam.
DAFTAR PUSTAKA
An Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di
Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : Gema Insani. 1995.
Armai, Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press, 2002. Mujib, Abdullah.
Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Inter
Pratama Uffset. 2008. Nata, Abudin, Prof, Dr, MA.
Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya
Media Pratam, 2005) Ubhiyati, Nur.
Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung : CV.
Pustaka Setia, 1997.http://sumut.kemenag.go.id/ di akses 18 Maret 2013
Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html.
diakses 17 Maret 2013
Yosal Iriantara, Komunikasi
Pembelajaran, Cet 1, (Bandung: zremaja rosdakarya 2014).
Enjang, komunikasi konseling, Cet
1, (Bandung: Nuansa 40619).
Mujamil Qomar, manajemen pendidikan
islam, (Penerbit Erlangaa).
http://etikaberkomunikasi.blogspot.co id.
[1] Ramayulis,2006.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :
kalam mulia. hlm.256
[2] Ibid.257
[3] Ibid.258
[4] Ramayulis, op.cit, hlm 181
[5] Yosal
Iriantara, Komunikasi Pembelajaran, Cet 1, (Bandung: zremaja
rosdakarya 2014) Hlm. 3.
[6]
Ibid, Hlm. 8-9.
[7]
Enjang, komunikasi konseling, Cet 1, (Bandung: Nuansa 40619), Hlm. 23-24
[8]
http://etikaberkomunikasi.blogspot.co id.
[10]
Mujamil Qomar, manajemen pendidikan islam, (Penerbit Erlangaa),
Hlm. 252.
Komentar
Posting Komentar